Dalam tulisan ini aku
sengaja berbagi pengalaman nyata selama perjalanan hidupku untuk rekan-rekan
sesama pecinta bela diri. Aku bernama Geri Yagira anak kedua dari dua
bersaudara. Ayahku bernama Aizawa Kazunari asli keturunan Jepang sedangkan
Ibuku bernama Raisa Sulastri asli pribumi Indonesia. Aku mempunyai Kakak
Laki-laki bernama Araki Ryo, namun hubungan kami tidak terlalu baik karena
kakak seorang Penyendiri yang tidak memperdulikan arti kebersamaan. Kami
sekeluarga adalah pecinta seni bela diri terutama Karate Kyokushin, maklum Ayah
sejak kecil memang ahli bela diri tersebut dan sangat mengagumi Sosai Masutatsu
Oyama. Sedangkan Ibuku dahulu Atlet Taekwondo makanya pertemuan mereka bisa
terjadi karena sama-sama Ahli bela diri, namun pertemuan mereka bukan karena
adanya Kejuaraan Nasional akan tetapi karena suatu kejadian.
Saat itu Ibuku menjenguk adiknya di Rumah Sakit akibat kecelakaan dan karena esok hari ibuku yang kebetulan Kuliah di Fakultas Kedokteran akan ada Ujian maka malam itu ia harus kembali pulang kerumah dengan menggunakan sepeda motor. Waktu menunjukan pukul 22.00 WIB, saat itu jalanan cukup sepi terlebih hujan usai mengguyur kawasan tersebut. Kira-kira berjalan selama 30 menit ada 2 motor bergoncengan mengikuti ibuku dan di dekat jembatan sungai ibuku di berhentikan paksa dengan cara di tendang motornya hingga ia tersungkur. Empat orang tersebut bersenjatakan golok dan pedang tak lain mereka adalah kelompok Begal yang sering beraksi di Kawasan tersebut, meskipun ibuku Atlet Taekwondo dengan posisi itu bukan hal yang menguntungkan untuk melawan empat orang tersebut yang berbadan besar dan bersenjatakan senjata tajam. Saat itu salah satu pria mengambil motornya dan ibuku hanya bisa pasrah saja berpikir uang bisa di cari tapi nyawa hanya satu. Tapi ternyata empat orang itu tak hanya mengincar motor saja karena melihat kecantikan ibuku mereka berniat lain yaitu ingin memperkosanya, salah satu pelaku mulai memegang tangan ibuku tapi dengan reflek kaki ibuku menendang ke arah leher pelaku tapi apa daya tendangan seorang wanita terlatihpun belum mampu merobohkan tubuh besar dan kekar pembegal itu. Para pembegal tambah geram karena perlawanan ibuku tersebut dan mulai memukul pipi ibuku hingga terjatuh.
Tak lama dari itu datang seorang pria yang kebetulan lewat daerah itu yang tak lain sekarang menjadi Ayahku, saat itu ayahku habis pulang latihan Karate di pantai sendiri. Melihat penganiayaan di depan mata terhadap wanita, ayahku tak bisa tinggal diam dan tak banyak bicara setelah menyandarkan motornya langsung melancarkan tendangan “Mawasi Geri” ke arah leher salah satu pembegal sampai bunyi “krakk” sepertinya patah leher tersebut dengan darah keluar dari mulutnya. Dalam Karate Kyokushin latihan target untuk Master itu biasanya Batu Kali yang keras jadi Tulang yang terbiasa menghancurkan Batu sudah pasti sangat mudah hanya menghancurkan Tulang yang tak terlatih seperti para Begal itu. Melihat rekannya tersungkur bersimbah darah membuat yang lain semakin beringas membabi buta menyerang ayahku dengan Golok dan Pedang, tapi seorang Karateka Kyokushin menghadapi Empat orang bersenjata tajam itu hal yang mudah karena untuk mendapatkan Gelar Master setidaknya harus bisa mengalahkan seratus orang secara bergantian tanpa istirahat ketika ujian Karate. Prinsip karate ini satu kali pukulan satu korban, jadi pada Prinsipnya pukulan harus efektif sekali pukul langsung Fatal akibatnya bagi musuh. Satu lagi tendangan “Mae Geri” ke arah dada membuat tulang rusuk begal itu patah dan menembus Paru-Paru. Sedangkan kedua begal yang lain mengalami Patah kedua Tangan dan patah salah satu kakinya. Pada saat itu Ayahku tak tahu apakah para begal itu tewas di tangannya atau tidak karena setelah puas menghajar mereka Ayahku mengantar Ibuku pulang dan berkenalan. Menunggu berita di Media Cetak ataupun Televisi tak ada mengenai korban di kawasan saat itu kemungkinan besar mereka berhasil kabur dan masih hidup. Bermula pertemuan itulah ibuku merasa berhutang nyawa dan harga diri terhadap Ayahku, mereka semakin akrab dan memutuskan untuk menjalin komitmen hingga pernikahan.
Saat itu Ibuku menjenguk adiknya di Rumah Sakit akibat kecelakaan dan karena esok hari ibuku yang kebetulan Kuliah di Fakultas Kedokteran akan ada Ujian maka malam itu ia harus kembali pulang kerumah dengan menggunakan sepeda motor. Waktu menunjukan pukul 22.00 WIB, saat itu jalanan cukup sepi terlebih hujan usai mengguyur kawasan tersebut. Kira-kira berjalan selama 30 menit ada 2 motor bergoncengan mengikuti ibuku dan di dekat jembatan sungai ibuku di berhentikan paksa dengan cara di tendang motornya hingga ia tersungkur. Empat orang tersebut bersenjatakan golok dan pedang tak lain mereka adalah kelompok Begal yang sering beraksi di Kawasan tersebut, meskipun ibuku Atlet Taekwondo dengan posisi itu bukan hal yang menguntungkan untuk melawan empat orang tersebut yang berbadan besar dan bersenjatakan senjata tajam. Saat itu salah satu pria mengambil motornya dan ibuku hanya bisa pasrah saja berpikir uang bisa di cari tapi nyawa hanya satu. Tapi ternyata empat orang itu tak hanya mengincar motor saja karena melihat kecantikan ibuku mereka berniat lain yaitu ingin memperkosanya, salah satu pelaku mulai memegang tangan ibuku tapi dengan reflek kaki ibuku menendang ke arah leher pelaku tapi apa daya tendangan seorang wanita terlatihpun belum mampu merobohkan tubuh besar dan kekar pembegal itu. Para pembegal tambah geram karena perlawanan ibuku tersebut dan mulai memukul pipi ibuku hingga terjatuh.
Tak lama dari itu datang seorang pria yang kebetulan lewat daerah itu yang tak lain sekarang menjadi Ayahku, saat itu ayahku habis pulang latihan Karate di pantai sendiri. Melihat penganiayaan di depan mata terhadap wanita, ayahku tak bisa tinggal diam dan tak banyak bicara setelah menyandarkan motornya langsung melancarkan tendangan “Mawasi Geri” ke arah leher salah satu pembegal sampai bunyi “krakk” sepertinya patah leher tersebut dengan darah keluar dari mulutnya. Dalam Karate Kyokushin latihan target untuk Master itu biasanya Batu Kali yang keras jadi Tulang yang terbiasa menghancurkan Batu sudah pasti sangat mudah hanya menghancurkan Tulang yang tak terlatih seperti para Begal itu. Melihat rekannya tersungkur bersimbah darah membuat yang lain semakin beringas membabi buta menyerang ayahku dengan Golok dan Pedang, tapi seorang Karateka Kyokushin menghadapi Empat orang bersenjata tajam itu hal yang mudah karena untuk mendapatkan Gelar Master setidaknya harus bisa mengalahkan seratus orang secara bergantian tanpa istirahat ketika ujian Karate. Prinsip karate ini satu kali pukulan satu korban, jadi pada Prinsipnya pukulan harus efektif sekali pukul langsung Fatal akibatnya bagi musuh. Satu lagi tendangan “Mae Geri” ke arah dada membuat tulang rusuk begal itu patah dan menembus Paru-Paru. Sedangkan kedua begal yang lain mengalami Patah kedua Tangan dan patah salah satu kakinya. Pada saat itu Ayahku tak tahu apakah para begal itu tewas di tangannya atau tidak karena setelah puas menghajar mereka Ayahku mengantar Ibuku pulang dan berkenalan. Menunggu berita di Media Cetak ataupun Televisi tak ada mengenai korban di kawasan saat itu kemungkinan besar mereka berhasil kabur dan masih hidup. Bermula pertemuan itulah ibuku merasa berhutang nyawa dan harga diri terhadap Ayahku, mereka semakin akrab dan memutuskan untuk menjalin komitmen hingga pernikahan.
Sejak hari itu, selain
tetap belajar Taekwondo ibuku juga mendalami Karate Kyokushin untuk menghindari
hal-hal yang tak di inginkan seperti pengalaman buruk itu. Itulah awal mulanya
pertemuan ayah dan ibuku. Mungkin Bakat sejak lahir baik Kakak ataupun Aku jika
di tanya kapan mulai berlatih Karate sudah pasti jawabanku adalah sejak masih
dalam Kandungan. Saat Ibuku hamilpun tetap masih berlatih ringan bela diri
terutama Teknik Pernafasan Tenaga Dalam untuk memperkuat Stamina ataupun
Kekokohan Tulang. Kakak sepertinya sangat mirip sifatnya dengan ayahku
hidupnya suka menyendiri tak banyak teman hanya beberapa teman saja yang bisa
di percaya. Ayahku tak pernah mendirikan Dojo, hanya melatih ibuku dan kami
berdua saja. Seperti ilmu bela diri warisan saja ya kesannya, kami belajar bela
diri Karate Kyokushin bukan untuk mengikuti kejuaraan Karate seperti Dojo lain
yang tersebar di pelosok tanah air. Kami belajar bela diri murni untuk
Melindungi diri sendiri dan orang yang di sayangi atau lebih tepatnya untuk
pertarungan hidup mati sesungguhnya.
Kakak kuliah di Fakultas Teknik tapi tetap di kenal sebagai penyendiri yang misterius, meskipun kakak jarang terlibat perkelahian kampus tapi banyak orang yang segan untuk mencari gara-gara dengannya. Pernah seketika dia melihat pasangan kekasih berkelahi mulut lalu pria itu memukul pacarnya, saat akan melakukan pukulan kedua kakak segera melerainya. Karena tak terima di lerai begitu kakak di keroyok pria itu dan teman-temannya 3 orang nahas semuanya terkapar hanya hitungan detik. Kakak memang jauh lebih berbakat daripada aku, kakak sejak SMK sudah bisa memecahkan tumpukan batu bata dan ketika kuliah semester 5 sudah bisa memecahkan Batu Kali seperti ayah. Pertarungan seperti itu baginya bukanlah pertarungan yang berarti, namun tampaknya pria tadi belum puas dan datang kembali membawa lebih banyak orang kali ini hampir 15 orang beserta preman pasar sewaan bersenjatakan pisau, golok, dan balok kayu. Sebagai seorang Karateka ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi itulah yang harus dikuasai, tanpa ragu kakak melepaskan jaketnya dan di genggam di tangan untuk memperlambat sabetan senjata tajam. Tak banyak basa basi tanpa sepatah kata mereka langsung menyerbu kakak sendiri. Kakak mundur sejenak mencari area aman yaitu yang belakangnya ada pohon atau tembok, cara inilah yang harus digunakan ketika menghadapi lawan keroyokan agar ruang lingkup serangannya tak meluas. Prinsip Karate Kyokushin yang kami anut adalah “Melukai atau Terlukai dan Membunuh atau Terbunuh” jika sudah pada posisi tak ada pilihan lain selain bertarung. Pukulan pertama berhasil mematahkan Rahang lawan hingga tersungkur dan seterusnya satu persatu jatuh dengan darah bercucuran. Beberapa lawan setelah melihat rekannya jatuh dengan mudah mulai kehilangan nyali mereka dan mundur, saat itulah muncul preman berbadan besar dan kekar sambil menebaskan golok tajam ke tangannya sendiri. Tak salah lagi preman itu punya Ilmu Kebal, dalam dunia Karate Kyokushin hanya di kenal daya tahan tubuh yang kuat kalau soal kebal karena ilmu hitam itu tak pernah kami kenal. Preman itu maju sendiri dan ketika serangan preman itu di hindari kakak dengan cepat pukulan keras mengarah dada dan perutnya, nahas tak berasa apa-apa bagi Preman itu. Kakak merasa seperti memukul Ban Karet mobil Truck tidak keras seperti batu kali yang mudah di pecahkan tapi mantul tiap serangannya. Preman itu tertawa terbahak-bahak, tapi tak habis sampai disitu meskipun budaya Indonesia memiliki fakta soal keilmuan di luar nalar seperti ilmu kebal itu tapi dalam Tradisional Jepang juga mengenal mengenai ilmu sihir sejenisnya dan cara menanggulanginya dengan energi alam ataupun ilmiah. Kakak sejenak mengambil nafas tenaga dalam lalu segera menyerang preman tersebut ke arah mata, berhasil preman tersebut kesakitan dengan darah bercucuran keluar dari mata saat itulah tendangan “Mae Geri” di susul dengan “Mawasi Geri” langsung menumbangkan Preman itu. Lalu yang lain pada bubar melarikan diri semua ketakutan karena andalan mereka yang di anggap kebal saja bisa di lumpuhkan kakak. Pada dasarnya titik lemah manusia meskipun memiliki ilmu kebal dari bantuan jin atau sihir maupun di latih bertahun-tahun agar kebal seperti dengan teknik tenaga dalam sekalipun ada pada kedua Matanya. Mata tak akan pernah bisa di latih untuk menjadi kebal jadi di dunia sehebat apapun dia selalu ada titik lemahnya. Sejak hari itu kakak semakin di segani teman-temannya, tapi kakak selalu memegang ilmu padi semakin berisi semakin menunduk. Satu hal dalam keluarga kami adalah pantangan untuk memukul seorang wanita lemah, sekejam-kejamnya kami melukai ataupun membunuh musuh pria tak di perkenankan memukul wanita.
Kakak kuliah di Fakultas Teknik tapi tetap di kenal sebagai penyendiri yang misterius, meskipun kakak jarang terlibat perkelahian kampus tapi banyak orang yang segan untuk mencari gara-gara dengannya. Pernah seketika dia melihat pasangan kekasih berkelahi mulut lalu pria itu memukul pacarnya, saat akan melakukan pukulan kedua kakak segera melerainya. Karena tak terima di lerai begitu kakak di keroyok pria itu dan teman-temannya 3 orang nahas semuanya terkapar hanya hitungan detik. Kakak memang jauh lebih berbakat daripada aku, kakak sejak SMK sudah bisa memecahkan tumpukan batu bata dan ketika kuliah semester 5 sudah bisa memecahkan Batu Kali seperti ayah. Pertarungan seperti itu baginya bukanlah pertarungan yang berarti, namun tampaknya pria tadi belum puas dan datang kembali membawa lebih banyak orang kali ini hampir 15 orang beserta preman pasar sewaan bersenjatakan pisau, golok, dan balok kayu. Sebagai seorang Karateka ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi itulah yang harus dikuasai, tanpa ragu kakak melepaskan jaketnya dan di genggam di tangan untuk memperlambat sabetan senjata tajam. Tak banyak basa basi tanpa sepatah kata mereka langsung menyerbu kakak sendiri. Kakak mundur sejenak mencari area aman yaitu yang belakangnya ada pohon atau tembok, cara inilah yang harus digunakan ketika menghadapi lawan keroyokan agar ruang lingkup serangannya tak meluas. Prinsip Karate Kyokushin yang kami anut adalah “Melukai atau Terlukai dan Membunuh atau Terbunuh” jika sudah pada posisi tak ada pilihan lain selain bertarung. Pukulan pertama berhasil mematahkan Rahang lawan hingga tersungkur dan seterusnya satu persatu jatuh dengan darah bercucuran. Beberapa lawan setelah melihat rekannya jatuh dengan mudah mulai kehilangan nyali mereka dan mundur, saat itulah muncul preman berbadan besar dan kekar sambil menebaskan golok tajam ke tangannya sendiri. Tak salah lagi preman itu punya Ilmu Kebal, dalam dunia Karate Kyokushin hanya di kenal daya tahan tubuh yang kuat kalau soal kebal karena ilmu hitam itu tak pernah kami kenal. Preman itu maju sendiri dan ketika serangan preman itu di hindari kakak dengan cepat pukulan keras mengarah dada dan perutnya, nahas tak berasa apa-apa bagi Preman itu. Kakak merasa seperti memukul Ban Karet mobil Truck tidak keras seperti batu kali yang mudah di pecahkan tapi mantul tiap serangannya. Preman itu tertawa terbahak-bahak, tapi tak habis sampai disitu meskipun budaya Indonesia memiliki fakta soal keilmuan di luar nalar seperti ilmu kebal itu tapi dalam Tradisional Jepang juga mengenal mengenai ilmu sihir sejenisnya dan cara menanggulanginya dengan energi alam ataupun ilmiah. Kakak sejenak mengambil nafas tenaga dalam lalu segera menyerang preman tersebut ke arah mata, berhasil preman tersebut kesakitan dengan darah bercucuran keluar dari mata saat itulah tendangan “Mae Geri” di susul dengan “Mawasi Geri” langsung menumbangkan Preman itu. Lalu yang lain pada bubar melarikan diri semua ketakutan karena andalan mereka yang di anggap kebal saja bisa di lumpuhkan kakak. Pada dasarnya titik lemah manusia meskipun memiliki ilmu kebal dari bantuan jin atau sihir maupun di latih bertahun-tahun agar kebal seperti dengan teknik tenaga dalam sekalipun ada pada kedua Matanya. Mata tak akan pernah bisa di latih untuk menjadi kebal jadi di dunia sehebat apapun dia selalu ada titik lemahnya. Sejak hari itu kakak semakin di segani teman-temannya, tapi kakak selalu memegang ilmu padi semakin berisi semakin menunduk. Satu hal dalam keluarga kami adalah pantangan untuk memukul seorang wanita lemah, sekejam-kejamnya kami melukai ataupun membunuh musuh pria tak di perkenankan memukul wanita.
Seiring berjalannya
waktu kakak Wisuda dan bekerja di perusahaan temannya Ayah sebagai Manager.
Bukan karena perusahaan itu milik teman Ayah tapi kakak juga memang cerdas
memiliki segudang prestasi beda denganku yang biasa saja dan hobby berkelahi.
Aku bukan seperti ayah dan kakak yang terbiasa sendiri jadi latihan cukup
sendiri dengan alam, aku merasakan kesepian saat latihan sendiri terlebih aku
sudah sabuk hitam tak perlu lagi di bimbing oleh ayah dan kakakku seperti dulu.
Jadi, aku sering menguji ilmu bela diriku dengan bantu teman yang akan
berkelahi. Untuk level anak SMA yang tak ada basic bela diri keras bukan lawan
seimbangku mereka dengan mudah kulumpuhkan meskipun bersenjata tajam atau kayu
sekalipun. Tapi memang berkelahi di Indonesia dan di Jepang lebih ruwet di
Indonesia, ketika aku berkelahi di jepang tepatnya di Okinawa kampung halaman
ayahku itu musuh full contact maju tanpa ragu seaduan memukul dan menebas
senjata tajamnya dari jarak dekat. Sedangkan, di Indonesia jangankan mau mukul
lawan mendekat jarak 5 meter saja sulit mereka lebih suka lemparan batu dari
jarak jauh ketika di dekati lari menjauh sambil melempar batu kembali. Makanya
jika terlibat tawuran di Indonesia aku tak berkenan ikut tapi jika mengajak
duel dengan senang hati aku ladeni sampai mati sekalipun.
Aku ingin seperti
kakak yang populer di kalangan wanita tapi kakak adalah type pria yang dingin
tak terlalu peduli dengan urusan cinta yang ada di pikiran dia hanyalah
bagaimana membuat tubuh dia semakin kuat saja. Kalau urusan fisik, wajah kakak
tak jauh berbeda denganku itu artinya aku tak sejelek yang di kira. Banyak
wanita mengatakan kakak seorang yang tampan itu artinya aku juga tampan dunk,
haha. Tapi tak ada satupun wanita yang mendekatiku, bahkan aku mendekati wanita
saja cenderung bosan mereka di dekatku. Kalau urusan speak, buktinya kakak
dingin dan pendiam tapi tetap populer gitu... menyedihkan ya aku. Tapi memang
selama ini aku selalu berjalan di belakang kakak mengikuti alur hidupnya itu
yang tak disukai kakak dariku, kakak menginginkanku mempunya jati diri sendiri
sesuai hati nurani yang di miliki. Jika ingin kuat kita harus mengikuti kata
hati bukan kata orang lain bahkan orang tua sekalipun, itulah hal yang selalu
di ucapkan kakak kepadaku.
Beberapa tahun terlewati tak disangka-sangka pada
tahun baru kakak mengenali sosok wanita kerumah untuk pertama kalinya, tak lain
wanita itu adalah kekasihnya yang bernama Monika seorang Dosen muda di salah
satu Universitas ternama di Jawa. Rupanya mereka sudah berpacaran selama 2
tahun terakhir tapi sifat tertutup kakak membuat kami sekeluarga tak tahu kalau
kakak sudah punya kekasih yang cantik. Tapi tenang saja aku tak iri karena
tahun baru itu juga aku sudah mempunyai kekasih anak kedokteran, oh ya sekarang
aku sudah kuliah semester akhir di fakultas psikologi. Sebenarnya ibuku ingin
salah satu dari anaknya seperti dirinya yaitu seorang dokter spesialis. Tapi
aku dan kakak sukanya membuat luka orang lain bukan menyembuhkan luka orang
lain jadi jiwanya tak ada untuk menjadi dokter, hehe. Tapi ibuku tak perlu
khawatir karena calon menantunya juga dokter kelak, amin.
Kalau pertemuan kakak
dan pacarnya itu ketika pacarnya akan bunuh diri karena kehilangan orang tuanya
akibat kecelakaan mobil di jalan Pantura, saat itu pacarnya sedang berada di
laut Anyer sore hari dan memutuskan untuk terjun di ombak yang kebetulan sedang
tinggi. Kakak saat itu sedang berlatih karate bersama temannya di pantai
yang sama, melihat wanita terjun bebas ke laut kakak segera menceburkan diri
juga ke laut tersebut tanpa ragu masih menggunakan Dogi (pakaian karate). Dogi
kami itu asli dari Jepang dengan bahan yang sangat tebal jadi jika terkena air
bisa 3 kali lipat beratnya, untung masih bisa terselamatkan meskipun sudah
pingsan wanita itu. Ketika terbangun wanita itu dengan reflek memeluk kakak
sambil menangis histeris dan kakak bisa menenangkannya saat itu juga dan
berjanji tak akan mengulangi hal bodoh itu lagi. Pertemuan mereka yang
mengharukan. Berbeda denganku pertemuan dengan pacarku itu ketika berada di taman
sehabis aku lari sore terlihat seorang gadis duduk termenung ternyata dia habis
patah hati karena mengetahui pacarnya selingkuh dengan sahabatnya. Kisah basi
yang sudah sering terjadi, bahkan kebanyakan klien aku juga kisahnya begitu.
Jangan heran meskipun aku masih kuliah tapi aku sudah membuka jasa konsultasi
remaja lho dengan bayaran yang tak mahal seperti para psikolog di luar sana.
Yang aku cari itu pengalaman bukan soal uangnya, jadi aku yang sekarang ini
sangat berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang jago speak karena jurusan yang
aku ambil ini membuat aku lebih memahami psikologis tiap orang berbeda. Hanya
butuh beberapa menit aku sudah bisa membuat wanita itu tersenyum bahkan tertawa
bersamaku dan bercanda ria seakan tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Sejak
saat itu kami sering berjalan bareng kemana-mana, statusnya hanya pertemanan
tapi udah seperti pacaran hingga naluri wanita muncul meminta status yang
jelas. Kami memutuskan untuk berkomitmen serius dan orang
tuanya juga sudah setuju jika kami berpacaran dengan penuh komitmen. Tepatnya
bulan september kakak dan pasangannya akhirnya memutuskan untuk menikah. Hari
berbahagia itu akhirnya tiba banyak saudara dari jepang ikut hadir ke acara
tersebut, rekan kantor kakak dan tetangga ikut meriahkan resepsi pernikahan
itu. Kakak terlihat sangat tampan dan istrinya sangat cantik, mereka memang
pasangan yang serasi. Tapi pacarku tak kalah cantik lho dengan busana putih dan
emas membuat dirinya seperti bidadari tanpa sayap lho, haha. Menunggu kabar
kebahagiaan yang kedua selama beberapa bulan akhirnya bulan ke lima sejak
pernikahannya istrinya kakak hamil juga. Tangis bahagia mewarnai hari itu, tak
sabar aku segera memiliki keponakan yang tentunya aku akan jadi guru karatenya
juga. Kakak sekarang semakin jauh lebih baik setelah memiliki keluarga ini di
jalanan dia lebih sabar jika ada masalah, beda saat masih bujang masalah kecil
saja bisa di besarkan olehnya dan berujung pada pertarungan menyakitkan bagi
lawannya. Naluri seorang suami dan calon ayah sudah pasti berbeda, dulu tak ada yang
dipikirkan jauh ke depan tapi sekarang mikirin keluarga kecilnya.
Selama 3
tahun terakhir kehidupan kakak dan istrinya sangat bahagia juga di karuniakan seorang anak
laki-laki bernama Ryuzuki yang tentunya tampan dan sehat, ngomong-ngomong soal
3 tahun aku dan pacarku juga cukup lama pacarannya meskipun aku baru sekali ini
pacaran tapi lumayan langgeng kan. Sekarang aku bekerja di perusahaan Jepang
yang di dirikan di Indonesia sebagai HRD, inilah karir pertamaku di dunia
kerja. Tapi aku juga memiliki kantor konsultan psikolog sendiri juga di luar
itu, aku sekarang sudah mandiri tak pernah minta uang orang tua lagi. Ternyata
mencari uang sendiri itu sulit selama ini aku selalu ada dan berkecukupan
karena ayahku seorang pengusaha dan ibuku seorang dokter.
Masa-masa bahagia
keluarga kami ternyata tak abadi keterpurukan hidupku baru saja akan di mulai
dan satu-satunya andalanku hanyalah ilmu beladiri Karate Kyokushin ini. Pada sore hari kami
sedang berkumpul di pinggir kolam renang rumah kami, kakak dan istrinya
berserta anaknya mengatakan akan liburan ke luar negeri selama dua minggu. Saat
itu kami tak ada firasat apapun tentang mereka, kami bercanda ria sambil
menikmati susana sore dengan hidangan kentang goreng dan coca cola.
Pada hari
minggu tibalah keberangkatan mereka untuk berlibur dan kami sekeluarga bersama
pacarku mengantarnya ke bandara Soekarno Hatta, saat itu ada adegan pelukan
seperti di sinetron gitu. Tak di sangka itu pelukan terakhir untuk kami semua.
Mereka menuju Jepang untuk urusan kerja kakak terlebih dahulu dan begitu sampai di
Jepang kakak segera mengabari kami. Kami sangat bersyukur karena mereka tiba
dengan selamat. Tak lama memang mereka berada di Jepang hanya 3 hari, setelah
itu barulah tujuan yang sebenarnya menuju Eropa. Kami tahu mereka sudah
berangkat namun terasa ada kehilangan besar padahal mereka cuma berlibur, tapi
kecemasan ada pada ibuku mungkin itu naluri seorang ibu yang sesungguhnya. Aku
berusaha menenangkan ibuku, namun ayahku memanggil kami berdua untuk melihat
berita televisi. Ternyata pesawat yang di tumpangi Kakak, Istri, dan
Keponakanku di kabarkan hilang kontak. Kami seperti tersambar petir mendengar
kabar tersebut antara takut, cemas, dan berharap. Berhari-hari tetap tak ada kabar
namun hanya satu berita yaitu mereka menemukan bekas puing pesawat yang di duga
berasal dari Pesawat yang hilang itu. Ibuku tak henti-hentinya menangis
sepanjang hari dan sampai tak nafsu makan, ya kami memahami perasaan ibu yang
harus siap kehilangan tiga orang yang di sayang sekaligus. Harapan kami selalu
menginginkan mereka bertiga selamat dan kembali berkumpul bersama kami.
Dua
minggu terlewati badan ibuku semakin kurus dan mulai sakit-sakitan sampai tak
pernah menjalankan profesinya lagi sebagai dokter. Pada minggu ketiga di
kabarkan mereka menemukan beberapa mayat korban pesawat yang hilang tersebut
namun sudah tak bisa di kenali karena kondisinya yang hancur akibat terbakar.
Beberapa potongan tubuh mayat juga sudah di temukan jadi di simpulkan pesawat
tersebut di duga meledak saat di udara hingga tinggal puing-puing. Jika seperti
itu sudah pasti tak akan ada korban yang selamat dari peristiwa tersebut. Kami
sekeluarga jadi menyimpulkan bahwa kakak, istrinya, dan anaknya sudah pasti
meninggal dengan tenang disana. Antara percaya dan tidak, kami menyadari mereka
bertiga meninggal tapi kami tak melihat jasadnya, kami ingin percaya mereka
masih hidup tapi fakta pesawat tersebut telah hancur berkeping-keping dan kami
tak melihat mereka hidup. Seperti mimpi buruk yang berkelanjutan, kebahagiaan
kami harus berakhir seperti ini. Kesedihan terus berlanjut meskipun sudah 6
bulan terlewati setelah kejadian itu, apalagi melihat ibuku sejak peristiwa itu
shock dan jatuh sakit terkena gejala serangan jantung dan gagal ginjal yang membuat
dirinya harus mencuci darah seminggu dua kali.
Pada saat itu juga Perusahaan
ayah mengalami kemunduran mungkin karena ayah fokusnya mulai hilang karena
memikirkan ibuku yang sakit-sakitan. Satu tahun bertahan di ambang kebangkrutan
akhirnya benar perusahaan ayahku bangkrut seluruh aset perusahaan sudah di jual
bahkan rumah pribadi kamipun harus di jual untuk menutupi semua permasalahan
itu dan mengobati ibuku yang hidupnya tergantung dengan cuci darah rutin
tersebut. Kami tinggal mengontrak rumah yang di bayarkan teman ayahku setelah itu teman ayahku juga mulai menghindar dari keluarga kami, gaji
hasil kerjaku juga aku habiskan untuk pengobatan ibuku. Aku sudah kehilangan
Kakak, Istrinya dan Keponakan jadi aku tak mau lagi harus kehilangan Ibuku.
Meskipun ibuku seorang dokter dulunya pihak rumah sakit juga tak sanggup jika
harus terus membantu meringankan biaya pengobatan ibuku. Aku bingung harus apa
lagi, aku hanya bisa menangis meratapi ibuku. Kami benar-benar terpuruk dalam
hidup ini terlebih lagi keluarga di Jepang tak mengetahui keadaan kami disini,
kami putus komunikasi sejak nomor saudara disana tak pernah aktif lagi. Jika
ingin ke Jepang kami tak ada biaya mau pinjam juga tak ada yg berkenan
memberikan pinjaman melihat keadaan kami seperti ini. Gajiku hanya 5 juta lebih
cukup untuk makan kami bertiga sehari-hari dan cuci darah ibuku setiap minggu.
Uang segitu cukup karena pihak rumah sakit memberikan keringanan karena mengingat
jasa ibuku dulu tapi kini keringanan itu akan segera di hilangkan. Kami tak
akan mampu lagi membayarnya dengan harga normal, terkadang pacarku juga ikut
membantu keluargaku.
Tapi tak selamanya kita tetap di hargai orang ketika lagi
susah, orang tua pacarku mengetahui keadaan keluargaku seperti ini sekarang
mulai berubah. Pacarku selalu di suruh memutuskan aku oleh orang tuanya,
pacarku yang cerita hal itu sendiri sambil menangis kepadaku. Aku tahu restu
orang tua memang penting dan aku tak bisa menahan pacarku untuk selalu
bersamaku dengan keadaan seperti ini. Pada akhirnya ibuku mulai putus asa tak ingin lagi mencuci darah dan ingin tetap berada disamping ayahku. Pada
malam minggu ibuku akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan ayahku,
tangisku tak terbendung menjerit sekuat tenaga serasa hidup ini tak adil aku
harus kehilangan ibuku juga. Kini aku hanya memiliki ayahku, sedangkan pacarku
lebih mematuhi orang tuanya untuk menjauh dari kehidupanku. Aku tak pernah
membenci pacarku ataupun orang tuanya, aku paham kalau orang tua pasti
menginginkan yang terbaik bagi anaknya bukan seorang pria yang jatuh miskin
sepertiku. Aku memang miskin tapi aku punya pekerjaan tetap, rasa lega ucapanku
itu ternyata hanya sesaat karena belum sebulan kematian ibuku aku harus
kehilangan pekerjaanku karena aku menghajar atasanku karena mengatakan
pekerjaan di perusahaannya itu lebih penting daripada ngurusin makam ibuku
hanya karena aku izin seminggu. Harga yang pantas yang harus kutebus, orang
lain boleh memakiku tapi aku tak akan membiarkan orang lain meremehkan orang
tua atau keluargaku.
Kini aku hanyalah
seorang pengangguran miskin. Saat ini aku hanya memiliki tabungan sebesar 7,6
juta untuk kehidupan sehari-hari sampai aku mendapatkan pekerjaan kembali.
Ayahku yang begitu kuat sebagai Karateka Kyokushin kini seperti kehilangan arah
hidup, setiap harinya hanya duduk termenung kadang menyendiri ke makam ibuku.
Tak pernah berkata-kata apalagi harus berlatih Karate, semuanya seakan di
renggut dari hidupnya. Meskipun ayahku seorang Karate Kyokushin tapi darahnya
mengalir darah seorang Samurai dari kakeknya. Tak pernah terpikirkan sebelumnya
olehku bahwa peristiwa ini di anggap sebuah kegagalan hidup bagi dirinya. Saat
itu aku sedang pergi ke Jakarta untuk mencari kerja kembali dan kaget bukan
main aku harus kehilangan ayahku juga dua bulan setelah kepergian ibuku. Ayahku
menjalankan tradisi Jepang seorang Bushido yang gagal, dia melakukan upacara
“Seppuku” meskipun tradisi ini sudah dilarang sejak tahun 1868 tapi bagi mereka
yang mewarisi budaya jepang hal ini takkan pernah hilang sampai kapanpun.
Kegagalan berarti Kematian. Aku sangat terpukul dengan jalan yang harus di
ambil ayahku apakah aku harus menghormati jalan hidup Bushido atau aku harus
kecewa atas tindakan itu. Aku yang terlahir sebagai darah campuran ini mungkin
tak begitu mengerti akan hal ini. Aku saat ini benar-benar sendiri, aku meratap
menangisi makam ayahku yang di sandingkan di samping makam ibuku. Aku bingung
harus melakukan apa, kesedihanku ini tak akan pernah terobati sampai kapanpun.
Aku kehilangan Keluargaku, Kekasihku, dan Hartaku. Hidup memang tak ada yang
abadi kapanpun bisa saja di renggut jadi bersyukurlah untuk teman-teman yang
membaca kisah ini jika masih memiliki Keluarga, Kekasih dan Harta Benda. Jangan
sia-siakan mereka saat masih ada disamping kalian, jagalah mereka sebelum
semuanya terlambat. Saat semuanya hilang rasa takut dengan kematian tak ada
lagi sedikitipun, awal mula kehidupanku menjadi "Pembunuh Bayaran" baru saja di
mulai. Tunggu Pengalamanku selanjutnya.
Kisah mengharukan gan... Keren
BalasHapuswow.. dtunggu kisahnya brother. GBU
BalasHapus